Cara Memasang atau Mengganti Senar pada Biola

Gimana sih rasanya punya biola sendiri? So pasti seneng lah ya kan? Hal ini sama seperti yang saya rasakan saat ini. Setelah lama belajar kurang lebih satu tahun pakai biola milik sahabat Biola Indonesia yang udah saya anggap seperti saudara saya sendiri karena kebaikaannya. Dan setalah lama menabung juga akhirnya saya dapat memiliki sebuah biola dari jerih payah sendiri selama bertahun-tahun menabung demi sebuah biola yang bagus. Dan akhirnya saya bisa memilikinya sekarang.

Karena biola baru dan pingin mendapatkan hasil suara yang maksimal juga akhirnyapun saya membelikan satu set senar merk Paramount lupa seri berapa dengan harga Rp70.000-,. Alasan saya membeli senar ini ada beberapa hal yang membuat saya tergerak untuk membelinya salah satu diantaranya yaitu harga yang terjangkau (karena budged sedang low untuk keadaan sekarang, hehehe) dan penasaran dengan hasil suara yang dihasilkan.

Akan tetapi semua itu jauh dari harapan yang ada dipikiran saya. Suara yang dihasilkan jauh dari yang saya harapkan. Karakter dari senar ini pas digunakan untuk biolaku seperti orang yang sedang kena flu (sengau) dan tidak cocok di telingaku. Mungkin inilah yang dinamakan "Ada Harga Ada Barang". Tetapi bukan berarti senar ini jelek untuk biola yang lainnya karena karekter biola berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Terus apa merk senar yang bagus dan terjangkau?

Namun, pada kesempatan kali ini saya tidak akan membahas tentang merk senar yang bagus untuk biola karena saya sendiri belum mencobanya satu persatu. Pada artikel kali ini saya ingin membagikan sedikit ilmu tentang cara mmasang atau mengganti senar pada  biola.

Mengganti senar pada biola memanglah sangat mudah. Namun hal ini akan terasa sulit untuk orang yang masih awam sekali terhadap biola.

Sebelum masuk kelangkah-langkah kita persiapkan terlebih dahulu senar dan biola yang mau diganti senarnya.

Adapun langkah-langkahnya  Cara Memasang atau Mengganti Senar pada Biola  :


1. Kenduran senar dengan cara memutar peg dengan arah berlawanan jarum jam (ke kiri).

Cara mengendurkan senar
2. Apabila senar sudah kendur selanjutnya lepas senar satu persatu

Contoh senar yang sudah kendur

3.  Ambil senar dan buka dari plastik pembungkusnya.
Senar biola

4. Pasanglah kepala senar di fine tuner atau lubang senar yang ada pada tail piece. Pastikan kepala senar masuk kedalam celah.
Cara memasang senar pada tail piece
5. Lalu masukan ekor senar pada lubang peg. Selanjtnya putar peg searah jarum jam (ke kanan)
Memasukan senar pada lubang peg

6. Kemudian dilanjutkan dengan senar yang lain.
Senar yang sudah terpasang pada tail piece
7. Apabila senar sudah terpasang dengan benar maka langkah selanjutnya adalah memasang bridge.
8. Pemasangan senar telah selesai. Selanjutnya stem senar pada nada-nada yang telah ditentukan.
Itulah langkah-langkah cara mengganti senar biola dengan mudah. Semoga bermanfaat dan bisa membantu sobat-sobat sekalian.
 

Cara Menstem Nada pada Biola

Pada artikel sebelumnya saya sudah mebahas tentang Cara Mengatasi Masalah pada Tuning Peg pada kesempatan kali ini saya akan berbagi sedikit ilmu bagai mana cara menstem nada pada biola.
Sebenarnya menstem nada pada biola sangatlah mudah dan banyak cara yang bisa dilakukan. Dalam menstem nada diperlukan kepekaan telinga kita terhadap nada-nada yang dihasilkan oleh senar biola. Namun hal ini terlihat mustahil bagi pemula yang baru berkecimpung dengan dunia musik akan tetapi tidak perlu khawatir bagi pemula ketika akan menstem nada karena dizaman yang modern ini Anda bisa memanfaatkan aplikasi pada ponsel pintar Anda.
Perlu Anda ketahui ada beberapa hal yang terjadi saat pensteman dilakukan yaitu salah satunya senar biola akan putus karena terlalu tegang senar tersebut maupun lepasnya bridge karena posisi yang kurang tepat saat menstem biola.

Sumber : Google.com
Berikut cara menstem biola dengan benar :
1. Langkah yang pertama adalah cek kedudukan bridge apakah sudah benar? Bridge yang benar akan memiliki posisi yang tegak lurus. Tidak terlalu miring kekanan maupun kekiri. Dengan demikian akan mengurangi resiko terlepasnya bridge saat menstem biola.
2. Langkah selanjutnya adalah memastikan senar yang ada pada tuning peg apakah senar tersebut menyilang/bertumpukan? Jika iya benarkan terlebuh dahulu. Hal ini berupaya untuk mengurangi resiko senar putus.
3. Apabila kedua hal tersebut sudah benar lakukanlah tahap pensteman dengan cara memutar tuning peg searah jarum jam. Lakukan dengan sedikit demi sedikit.

Apabila peg mengalami  masalah bisa klik Cara Mengatasi Masalah pada Tuning Peg
4. Lakukanlah pensteman pada senar 1 dan 4 terlebih dahulu.
5. Kemudian sesuaikan senar-senar tersebut dengan nada-nada yang telah ditentukan.
6. Apabila senar 1 dan 4 telah mencapai nadanya masing-masing, lakukan hal yang sama pada senar 2 dan 3.
7. Sesuaikan kembali dengan nada yang telah ditentukan.
8. Bagi yang kesulitan dalam mencari nada yang tepat bisa ditentukan dengan nada yang mendekati kemudian pensteman dilakukan dengan menggunakan fine tuning.
9. Pastikan nada-nada tepat pada posisinya masing-masing. Sebagaimana senar 1 = E5, senar 2 = A4 senar 3 = D4, senar 4 = G3.
10. Pensteman telah selesai dan biola siap digunakan.
Begitulah cara menstem nada pada biola. Sangat mudah bukan? Bagi kalian yang belum bisa menentukan dengan tepat nada-nada diatas bisa dibantu dengan Tunner.
Saya biasanya menggunakan Da Tuner untuk membantu dalam menstem biola saya sendiri maupun orang lain.
Untuk mendapatkan apk tersebut bisa klik Da Tuner apk

Cara Membersihkan Bow biola dengan Benar

Kurang lengkap rasanya kalau bermain biola tanpa ditemani dengan bow. Bow merupakan komponen penting dalam permainan biola. Namun banyak orang yang merasa minder ketika bermain biola dengan bow yang begitu kotor akibat dari sisa rosin yang menempel pada biola. Apalagi kalau sedang perfom dihadapan banyak orang.

Dengan demikian mereka dengan giat mencari solusi demi menghilangkan kotoran yang ada pada bow biola. Kali ini saya akan berbagi tips tentang bagaimana cara membersihkan bow biola dengan baik dan benar tanpa merusak hair bow pada biola.

Kali ini saya akan memberikan sedikit tips untuk membersihkan bow yang kotor.


Bahan :

1. Air bersih
2. Spirtus/alkohol/methanol
3. Shampo/sabun

Alat :

1. Lap/kain bersih

Berikut langkah-langkahnya...

1. Lepas Frog dari Stick bow dengan cara memutar Screw.


2. Apabila bekas terlalu pekat yang ditandai dengan warna hair bow (coklat atau kehitaman) ambilah kain/lap yang bersih kemudian berilah Spirtus/alkohol/methanol.

3. Usapkan pada hair bow dengan lembut. Usahakan jangan sampai mengenai stick bow karena stick bow yang finishingnya dilapisi dengan pelitur/vernis bisa rusak akibat dari penggunaan spirtus.

4. Setelah selesai kemudian bilas hair bow dengan air bersih. Berikan shampo maupun sabun untuk membersihkan sisa-sisa kotoran yang ada pada bow.

5. Bilas kembali bow sampai bersih.

6. Kemudian keringkan bow dengan cara diangin-anginkan.

Note :

1. Untuk hair bow yang tidak terlalu kotor cukup dengan cara memncucinya dengan shampo/sabun.

2. Usahakan jangan menjemur dibawah terik matahari secara langsung karena dapat merusak vernis/politur.

Cukup sekian pembahasan tentang cara membersihkan bow yang kotor. 
 
Sumber : http://trisuryoanggoro.blogspot.com/2017/06/membersihkan-bow.html

Biografi kehidupan David Garett - Si Raja Biola

David Garrett (lahir David Christian Bongartz ; 4 September 1980) adalah pemain biola pop dan crossover Jerman dan artis rekaman.
Garrett lahir di Aachen , Jerman, seorang prima balerina Amerika, Dove Garrett, dan seorang ahli hukum Jerman, Georg Bongartz. Dia mengadopsi nama gadis ibunya sebagai nama panggungnya, karena "itu lebih bisa diucapkan".

Garrett tampil di Ludwigshafen pada bulan Maret 2009
Ketika Garrett berusia empat tahun, ayahnya membeli biola untuk kakaknya. Garrett muda menaruh minat dan segera belajar bermain. Setahun kemudian, ia mengambil bagian dalam sebuah kompetisi dan memenangkan hadiah pertama. Pada usia tujuh tahun, ia belajar biola di Konservatorium LĂĽbeck . Ketika berusia sembilan tahun ia memberikan debutnya di Festival Kissinger Sommer , dan pada usia 12 tahun, Garrett mulai bekerja dengan pemain biola Polandia Ida Haendel yang terkenal , sering bepergian ke London dan Eropa lainnya. Kota untuk menemuinya  Setelah meninggalkan rumah pada usia 17, ia mendaftarkan diri di Royal College of Music di London,  pergi setelah semester pertama. Saat ditanya dalam sebuah wawancara di tahun 2008 jika dia diusir, Garrett menjawab: "Yah, dikeluarkan bukanlah istilah resmi ... Disepakati bersama bahwa saya dan RCM akan berpisah setelah semester pertama. Saya melewatkan beberapa pelajaran - tapi saya juga masuk untuk melakukan latihan ekstra, jadi itu tidak membantu! " Pada tahun 1999 ia pindah ke New York untuk menghadiri Juilliard School , pada tahun 2003 memenangkan Kompetisi Komposisi Sekolah dengan fugue yang disusun dalam gaya Johann Sebastian Bach . Sementara di Juilliard ia belajar di bawah Itzhak Perlman , salah satu orang pertama yang melakukannya, dan lulus pada tahun 2004.

Garrett menghadiri Kelas Master Kesith Eilon di Israel pada musim panas tahun 1997, 1998, 1999 dan 2002.

Garrett menerima biola Stradivarius pertamanya pada usia 11 tahun, atas keputusan dari presiden Jerman Richard von Weizsäcker , setelah tampil untuknya. Pada usia 13, Garrett merekam dua CD, muncul di televisi Jerman dan Belanda, dan memberikan sebuah konser di kediaman Presiden Jerman , Villa Hammerschmidt , atas undangan pribadi Dr. von Weizsäcker. Dia ditawari penggunaan Stradivarius "San Lorenzo" yang terkenal, Yang merupakan instrumen terbaik periode " emas " Antonio Stradivari.

Pada usia 13, sebagai solois termuda yang pernah, Garrett menandatangani kontrak eksklusif dengan Deutsche Grammophon . Pada bulan April 1997, usia 16, dia bermain dengan Munich Philharmonic Orchestra di bawah arahan Zubin Mehta di Delhi dan Mumbai dalam konser yang menandai ulang tahun ke-50 Kemerdekaan India .

Dua tahun kemudian, Garrett bermain dengan Radio Symphony Orchestra Berlin di bawah arahan Rafael FrĂĽhbeck de Burgos , dan dipuji oleh kritikus. Hal ini menyebabkan sebuah undangan untuk tampil di Expo 2000 di Hanover . Pada usia 21, ia diajak tampil di BBC Proms .

Saat belajar di Juilliard, Garrett menambah penghasilannya dengan bekerja sebagai model.

Garrett tampil di Cologne pada 15 Januari 2010


Album Garrett 2008 Encore mengejar sebuah tujuan untuk membangkitkan minat anak muda terhadap musik klasik. Rilis ini berisi komposisi dan pengaturan potongan dan melodi yang telah menyertainya sepanjang hidupnya. Bersama dengan bandnya, yang terdiri dari keyboard, gitar dan drum, dia memberikan konser yang mencakup sonata klasik (diiringi oleh konser grand piano), pengaturan, dan komposisi, serta lagu-lagu rock dan tema film. Pada musim gugur 2007, Garrett dipilih oleh perusahaan Montegrappa (yang barangnya didistribusikan oleh Montblanc di seluruh dunia) sebagai duta untuk peluncuran pena baru dari koleksi Tributo ad Antonio Stradivari. Acara berlangsung di beberapa tempat, termasuk di Roma, New York, Hong Kong, Berlin, dan London. Untuk kesempatan ini Garrett ditawari Stradivarius dari koleksi Gli Archi di Palazzo Comunale . Dia juga tampil di Royal Variety Performance pada tanggal 5 Desember 2011, bermain sampul Nirvana's " Smells Like Teen Spirit ".

Ia bergabung dengan panel juri Independen Music Awards ke-9 untuk membantu karir para musisi independen. Albumnya, Music , dirilis pada tahun 2012. Pada tanggal 19 Mei 2012 dia tampil di Final Liga Champions UEFA dengan penyanyi Jerman Jonas Kaufmann . Untuk 2014 ia mengumumkan Tur Crossover baru.

Dia memainkan peran utama dalam film 2013 The Devil's Violinist , seperti yang ditulis ahli biola abad ke-19 Niccolò Paganini . Pada tahun yang sama ia merilis albumnya Garrett vs Paganini. Album terbarunya disebut Explosive (2015) dan mencakup banyak komposisi asli seperti Innovation, Furious, Explosive, Unlimited Symphony, Serenity, Baroque fantasy, Melancholia dll.

Sejarah penemu tangga nada solmisasi


Sejarah penemuan Tangga Nada


kita pasti tahu dengan nada Do Re Mi Fa Sol La Si Do atau yang biasa disebut sebagai tangga nada. Nah, ternyata sejarah tentang penemuan tangga nada tersebut cukup menarik. Ada beebrapa versi yang dipercaya sebagai data paling akurat mengenai penemu tangga nada solmisasi tersebut. Bentuk fisik notasi musik yang paling tua dapat ditemukan dalam papan runcing yang dibuat di Nippur, Irak pada sekitar 2000 SM. Papan ini merupakan instruksi fragmentaris untuk melakukan musik, bahwa musik itu terdiri dalam harmoni pertiga dan ditulis menggunakan skala diatonis.

Berita terbaru yang cukup mengejutkan mengatakan bahwa tangga nada yang kemudian menjadi dasar dari notasi musik ini ternyata ditemukan oleh para ilmuwan Muslim. Fakta penting ini diungkapkan pertama kali oleh Jean Benjamin de La Borde, seorang ilmuwan dan komponis Perancis, dalam bukunya Essai sur la Musique Ancienne et Moderne (1780). Dalam bukunya ini La Borde secara alfabet menyebut notasi musik yang diciptakan oleh sarjana Muslim. Notasi itu terdiri atas silabels (yang kita kenal sebagai solmisasi) dalam abjad Arab, yaitu Mi Fa Shad La Sin Dal Ra. Menurut La Borde, notasi abjad Arab ini kemudian ditransliterasikan oleh ilmuwan Eropa ke dalam bahasa Latin, yang entah bagaimana diklaim sebagai himne St. John.

Transliterasi ini digunakan pertama kali oleh pemusik Italia Guido Arezzo (995-1050) yang terkenal dengan teori Guido’s Hand-nya. Program British Channel 4 yang menayangkan acara sejarah musik mengatakan bahwa Guido-lah pencipta sistem solmisasi, tanpa sedikit pun mengungkapkan fakta temuan oleh ilmuwan Muslim. Namun, La Borde tidak sendirian. Komposer Eropa lain, Guillaume-AndrĂ© Villoteau (1759-1839), mengambil sikap seperti La Borde, yakni mengakui bahwa solmisasi adalah ciptaan orang-orang Islam.

Metode notasi diperkenalkan oleh Guido d’Arezzo, seorang pendeta Italia yang hidup dari tahun 991 hingga1033. Guido inilah yang akhirnya dipertimbangkan sebagai penemu musik. Metode yang ia gunakan merupakan awal dari perkembangan notasi musik yang digunakan hingga saat ini. Ia menggunakan enam not yang kita gunakan pada skala mayor saat ini. Ia mengajarkan penggunaan suku kata solmisasi berdasarkan sebuah himne untuk pembaptis Santo Yohanes, yang dimulai Ut Queant Laxis dan ditulis oleh sejarahwan Lombard, Paul Deacon. Bait pertama adalah :
 
  1. Ut queant laxis
  2. resonare fibris,
  3. Mira gestorum
  4. famuli tuorum,
  5. Solve polluti
  6. labii reatum,
  7. Sancte Iohannes.

Guido pun menggunakan suku kata awl dari setiap baris, Ut, Re, Mi, Fa, Sol dan La, untuk membaca notasi musik dalam bentuk heksakord, mereka bukanlah nama not dan masing-masing bisa tergantung pada konteksnya dan diterapkan pada not apapun. Pada abad ke 17, Ut dirubah di kebanyakan negara kecuali Perancis. Ut dirubah menjadi Do, yang diambil dari nama seorang teoris Itali yakni Giovanni Battista Doni. Si, yang berasal dari S dari Sancte dan I dari Iohannes, dimasukkan ke dalam solmisasi modern.

La Borde melakukan penelitian dengan cara membanding-bandingkan antara notasi yang berasal dari Guido’s Hand dengan notasi berabjad Arab. La Borde sampai pada kesimpulan bahwa Guido’s Hand tidak lebih contekan Guido Arezzo dari sistem notasi yang ditemukan oleh sarjana Muslim.
 
“Secara fisik, tampilan solmisasi berabjad Arab itu berfungsi sebagai model yang ditiru oleh Guido Arezzo,” tulis La Borde. Ia kemudian membuat monograf yang menampilkan perbandingan yang kritis antara model solmisasi temuan ilmuwan Muslim dan solmisasi yang dibuat Guido Arezzo yang kemudian diakui sebagai notasi musik hingga kini.

Notasi Arab

Notasi Arab digunakan sejak abad ke-9, yaitu ketika ahli-ahli musik Muslim seperti Yunus Alkatib (765) dan Al-Khalil (791), peletak dasar sistem persajakan dan leksikografi Arab, yang diikuti oleh Al-Ma’mun (wafat 833) dan Ishaq Al-Mausili (wafat 850), memperkenalkan sistem notasi dalam bermusik dalam bukunya yang terkenal di Barat, Book of Notes and Rhythms dan Great Book of Songs, selain Kitab Al-Mausiqul Kabir-nya Ibn Al-Farabi (872-950).

Temuan Al-Ma’mun dan Al-Mausili diteliti dan dikembangkan oleh Abu Yusuf bin Ishaq Al-Kindi (801-874), Yahya ibn Ali ibn Yahya (wafat 1048), Ahmad Ibn Muhammad As-Sarakhsi (wafat1286), Mansur Ibn Talha bin Tahir, Thabit ibn Qurra (wafat 1288), dan ilmuwan Muslim lainnya. Dominucus Gundissalinus (wafat 1151) dan The Count Souabe Hermanus Reichenau, dua ahli musik Barat, meneliti dan mengembangkan temuan Al-Kindi. Selain itu, teori-teori musik yang diciptakan Ibnu Sina dan Ibnu Rushd juga berpengaruh pada perkembangan musik Eropa sebagaimana teori-teori mereka dalam ilmu kedokteran.

Sebelum Guido Arezzo mengklaim notasi musik dengan Guido’s Hand-nya, teori musik telah berkembang pesat di Spanyol melalui Ziryab (789-857), pemusik andal dan ahli botani yang hijrah dari Baghdad, dan Ibn Firnas (wafat 888) yang memperkenal musik oriental kepada masyarakat Spanyol dan mengajarkannya untuk pertama kali di sekolah-sekolah di Andalusia.
Guido, Murid Constantine Afrika

Soriano, seorang peneliti musik asal Spanyol, mengungkapkan fakta tentang Guido Arezzo. Pemusik yang dianggap sebagai penemu notasi musik itu mempelajari Catalogna, sebuah buku teori musik berbahasa Latin yang memuat temuan-temuan di bidang musik oleh ilmuwan Muslim.

Hunke, peneliti lain, menulis bahwa notasi abjad Arab yang membentuk notasi musik ditulis dalam Catalogna pada abad ke-11 dan diterbitkan di Monte Cassino, sebuah daerah di Italia yang pernah dihuni oleh komunitas Muslim dan tempat yang pernah disinggahi Constantie Afrika, ilmuwan Muslim asal Tunisia yang masuk ke Italia melalui Salerno. Salah satu ilmu yang diajarkan oleh Constantine Afrika kepada orang-orang barbar dan terbelakang di Salerno adalah musik. Semua terjemahan yang dilakukan Constantine Afrika terhadap buku-buku temuan ilmuwan Muslim memang menjadi acuan para pelajar Eropa.

Apalagi, Constantine juga membuka kesempatan kepada mereka untuk belajar ke Spanyol, yang ketika itu sedang diramaikan oleh kuliah musik dengan guru besar para ilmuwan/musikus Muslim seperti Ziryab dan Ibn Farnes. Banyak pelajar lulusan sekolah musik di Spanyol berasal dari Italia, salah satunya adalah Gerbert Aurillac (wafat 1003), yang kemudian dikenal sebagai peletak dasar musik di negara-negara Eropa dan melahirkan banyak pakar musik Barat.

Orang-orang Yunani dan Romawi keduanya tidak memiliki gambar notasi, mereka menggunakan huruf alfabet untuk menyimbolkan not. Dari merekalah maka kita juga menggunakan huruf A hingga G untuk mewakilkan not yang juga umum digunakan di banyak negara. Notasi yang menggunakan huruf ini terkadang disebut dengan Notasi Boethian. Nama Boethian diambil dari Boethius yang merupakan seorang penulis Romawi yang hidup pada abad ke 5. Boethius berada pada zaman Kaisar Theodoric, ia dituduh melakukan makar dan dieksekusi pada tahun 524 SM. Ia merupakan orang pertama yang mendokumentasikan penggunaan huruf sebagai nama notasi.

Versi tentang siapa sesungguhnya penemu notasi solmisasi ini tetap menjadi perbincangan, namun apapun itu kita patut berterimakasih karena siapapun penemunya kini kita bisa menikmati music dan memainkannya dengan jauh lebih mudah hingga tercipta harmonisasi yang merdu dalam musik
lalu siapa penemu notasi balok?

Notasi musik lahir pada tahun 590 yang disebut Notasi Gregorian. Penemuan notasi itu ditemukan oleh Paus Agung Gregori. Padahal di masa itu, musik mengalami kegelapan dan tidak peninggalan tertulis yang bisa dibaca.

Semasa hidupnya, Paus Gregori telah menyalin ratusan lagu-lagu Gereja dalam Notasi Gregorian. Notasi ini menggunakan empat garis sebagai balok not, tetapi belum ada notasi iramanya (hitungan berdasarkan perasaan dari penyanyi yang bersangkutan). Di sini sifat lagu masih sebagai lagu tunggal atau monofoni.
 
Sumber : http://trisuryoanggoro.blogspot.com/2017/04/fakta-tangga-nada-solmisasi.html

Keistimewaan Viola D'Amore biola yang memiliki 6 atau 7 senar



Viola D'amore 

adalah salah satu jenis dari biola yang memiliki 6 atau 7 senar. Biola jenis ini merupakan salah satu musik instrumental.Viola D'amore banyak digunakan pada zaman Baroque atau sekitar abad ke-17. Pemain biola jenis ini biasanya adalah musikus handal. Tidak semua orang bisa memainkan jenis biola ini. Selain itu, harganya lebih mahal dari jenis biola lainnya. Henri Casadesus and Paul Hindemith pernah memainkan biola ini pada abad ke-20.

Biola jenis ini menggunakan scordatura. Jarak nada yang dimilikinya adalah A, d, a, d', f♯', a', d". Biola jenis ini sering dijajarkan dengan biola jenis string. Biasanya dalam sebuah konser, biola jenis ini mengambil nada rendah. Secara harafiah, arti kata viola dalam Bahasa Italia adalah biola dan d'amore berarti cinta. Biola ini adalah ciri khas dan zaman baroque yang merupakan zaman di mana para musikus lebih menampilkan sisi romantis. Biola jenis ini pernah dipakai oleh berbagai musikus terkenal. Salah satunya adalah Antonio Vivaldi.

10 lagu klasik untuk pernikahan



Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial. Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku bangsa, agama, budaya, maupun kelas sosial. Penggunaan adat atau aturan tertentu kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau hukum agama tertentu pula.

Setiap orang pasti ingin menikah... Kecuali yang jomblo :v Banyak orang yang merasa bahagia ketika melakukan prosesi pernikahan dimana kedua mempelai merasa bagaikan raja dan ratu 1001 malam. Selain itu, banyak hal yang akan menambah suasana pernikahan yang akan membawa kita ke nostalgia, salah satunya hiburan musik.

Mungkin bagi yang biasa menghadiri acara pernikahan sudah ngga asing lagi dengan lagu-lagu yang biasa dibawakan di acara pernikahan. Namun bagaimana jadinya kalau kita belum penah menghadiri acara nikahan? Dan kita malah disuruh mengisi di acara tersebut? Lagu apa yang cocok?

Namun tak perlu khawatir tentang lagu apa yang biasa dimainkan di acara pernikahan. Pada kesempatan kali saya akan memberikan sedikit referensi tantang lagu klasik yang bisa kalian bawakan ketika sedang mengisi acara pernikahan.

Berikut 10 lagu klasik untuk pernikahan



1. A Midsummer Night's Dream, Op. 61, Act V: Wedding March – Felix Mendelssohn Klik di sini

   
2. Walzer – Richard Heuberger, Robert Stolz Klik di sini
    
3. Suite No. 3 in D Major, BWV 1068 – Johann Sebastian Bach Klik di sini
    
4. Nocturne in E-Flat, Op. 9: No.2 – Frederic Chopin Klik di sini
   
5. Suite of Symphonies in D Major, 1, Roundeau – Jean-Joseph Mouret Klik di sini
    
6. Lohengrin, Act III: Wedding March – Anonymous, Richard Wagner, Bertalan Hock Klik di sini
    
7. Canon in D Major – Johann Pachelbel Klik di sini 
    
8. Swan Lake Waltz -  Tchaikovsky Klik di sini
    
9. Symphony No. 4 in F Major, Op. 2, No. 4 - Allegro/Gavot – William Boyce, Klik di sini
    
10 Can Can - Offenbach Klik di sini